
Proses memperlama waktu kunjungan visitor pada dasarnya juga berkaitan dengan masalah-masalah optimasi konten-konten blog, sehingga mampu menarik minat pengunjung dan pada akhirnya bersedia berlama-lama dengan waktu kunjungannya tersebut. Untuk sementara waktu kita tinggalkan dulu masalah-masalah optimasi SEO blog dan kita fokuskan pembahasan pada cara optimasi postingan (konten) blog untuk memperlama waktu kunjungan seorang visitor blog.
Sebelum pembahasan lebih detil, silahkan baca Perilaku pengunjung blog saat datang berkunjung sebagai prolog dari artikel ini.
Pentingnya variabel Konten Blog
Konten blog adalah produk yang kita jual ke konsumen (pengunjung blog), bentuknya bisa berupa teks, gambar atau video. Namun saya akan menjelaskan optimasi konten dalam bentuk teks atau tulisan; bukan tidak mungkin pun menggunakan gambar dan video sebagai alat bantunya.
Kelebihan menulis teks (artikel) pada media online adalah pembaca dapat dengan mudah berinteraksi langsung dengan konten yang bersangkutan, sehingga penulis dalam hal ini dapat menyampaikan pesan secara lebih efisien. Misalnya, penulis web dapat menyertakan pranala (link) ke halaman lainnya.
Media offline masih menjadi primadona karena pengalaman memegang dan membolak-balik kertas yang tak tergantikan.
Demikian antara media online dan offline memiliki kelebihan-kelebihannya tersendiri, hal tersebut menciptakan perilaku membaca yang berbeda-beda. Misalnya : pembaca media online cenderung menghabiskan waktu baca lebih sedikit dibanding saat membaca media offline.
Pemahaman tentang perilaku pembaca tersebut yang menjadi dasar pemikiran kita dalam melakukan optimasi konten. Parameter kesuksesan yang logis untuk kita gunakan adalah lama waktu kunjungan (time per visit), bounce rate (ratio pentalan blog) dan page per visit (halaman yang dibuka untuk satu kali kunjungan). Berikut adalah metode untuk memperpanjang waktu kunjungan tanpa pusing tentang optimasi SEO :
1. Membuat Judul Yang Provokatif
Judul artikel memang tidak berpengaruh langsung terhadap lama waktu baca tapi hal ini adalah faktor utama dalam mendatangkan para pembaca, sama halnya seperti meningkatkan kunjungan web pada email marketing. Menurut data Medium, sebuah artikel yang paling banyak dibaca pada media online rata-rata memiiki 1.600 kata. Ada yang menyarankan untuk tidak menulis artikel terlalu panjang media online karena pembaca online lebih mudah bosan, tapi menurutku kita bisa saja menulis artikel super panjang dan tetap bisa mendapat banyak pembaca. Misalnya The Verge dengan artikelnya yang berjudul ‘Fanboy’.
Judul artikel memang tidak berpengaruh langsung terhadap lama waktu baca tapi hal ini adalah faktor utama dalam mendatangkan para pembaca, sama halnya seperti meningkatkan kunjungan web pada email marketing. Menurut data Medium, sebuah artikel yang paling banyak dibaca pada media online rata-rata memiiki 1.600 kata. Ada yang menyarankan untuk tidak menulis artikel terlalu panjang media online karena pembaca online lebih mudah bosan, tapi menurutku kita bisa saja menulis artikel super panjang dan tetap bisa mendapat banyak pembaca. Misalnya The Verge dengan artikelnya yang berjudul ‘Fanboy’.
Terlepas dari kualitas konten, semakin panjang sebuah artikel maka akan semakin lama waktu pembaca di media tersebut.
Dari kacamata SEO, semakin panjang sebuah artikel maka akan semakin bagus karena memiliki banyak kata kunci yang dapat ditemukan pembaca lewat mesin pencarian. Disamping itu, uraian yang panjang lebar dalam sebuah artikel blog tentu akan mempertajam serta memperluas pola bahasan terhadap sebuah topik (dengan catatan jangan terlalu banyak menempatkan atau mengulang-ulang kata kunci yang tidak bermakna).
2. Menyelipkan pranala (link) ke artikel terkait lainnya
Pada media offline, referensi data yang digunakan penulis biasa disebutkan pada akhir sebuah artikel. Sedangkan pada media online, penulis dapat langsung menyertakan sumber data melalui pranala (link) di antara tulisan, dalam bentuk kontekstual link (menuju ke halaman postingan yang lainnya). Hal ini akan membantu meningkatkan ratio pageviews blog.
Pada media offline, referensi data yang digunakan penulis biasa disebutkan pada akhir sebuah artikel. Sedangkan pada media online, penulis dapat langsung menyertakan sumber data melalui pranala (link) di antara tulisan, dalam bentuk kontekstual link (menuju ke halaman postingan yang lainnya). Hal ini akan membantu meningkatkan ratio pageviews blog.
Hal tersebut pun dapat kita manfaatkan untuk memancing pembaca untuk terus membaca konten lain yang kita tawarkan. Hingga pada akhirnya waktu kunjungan tiap pembaca akan meningkat. Tinggal merancang bagaimana menempatkan pranala yang tepat dan cukup provokatif untuk diklik oleh pembaca.
Banyak orang melampirkan pranala dengan kata “di sini” atau “klik di sini”; itu kurang deskripsif. Yang saya lakukan adalah membuat kalimat deskriptif yang relevan dengan konten dan menjelaskan apa isi pranala tersebut.
3. Menulis call-to-action yang jelas (untuk media jualan online)
Dalam bidang pemasaran, call-to-action berarti tujuan akhir yang diharapkan. Misalnya, sebuah iklan produk di TV memiliki call-to-action agar penonton membeli produk tersebut. Berbeda dengan media offline, penulis pada media online mesti punya call-to-action dalam setiap artikelnya secara jelas. Kita tentukan saja call-to-action kalian adalah membuat pembaca membaca artikel selanjutnya, maka yang bisa dibuat adalah dengan membuat pranala (link terkait) di dalam setiap artikel.
Umumnya penulis media online mengarahkan pembaca untuk berkomentar atau membagikan konten ke media sosial seperti teknik growth hacking Merdeka.com
Dalam bidang pemasaran, call-to-action berarti tujuan akhir yang diharapkan. Misalnya, sebuah iklan produk di TV memiliki call-to-action agar penonton membeli produk tersebut. Berbeda dengan media offline, penulis pada media online mesti punya call-to-action dalam setiap artikelnya secara jelas. Kita tentukan saja call-to-action kalian adalah membuat pembaca membaca artikel selanjutnya, maka yang bisa dibuat adalah dengan membuat pranala (link terkait) di dalam setiap artikel.
Umumnya penulis media online mengarahkan pembaca untuk berkomentar atau membagikan konten ke media sosial seperti teknik growth hacking Merdeka.com
4. Menempatkan gambar secara lebar
Jika dahulu di Indonesia menampilkan gambar besar pada web dinilai tidak efektif karena memperlambat load time web, tapi kini dengan semakin cepatnya koneksi internet hal tersebut semakin tidak relevan.
Menampilkan gambar besar (full-width) dan relevan dengan konten akan membuat pembaca lebih lama memproses konten. Tak heran website yang terkenal dengan kontennya seperti buzzfeed.com dan upworthy.com sering menampilkan gambar-gambar dalam ukuran besar.
Jika dahulu di Indonesia menampilkan gambar besar pada web dinilai tidak efektif karena memperlambat load time web, tapi kini dengan semakin cepatnya koneksi internet hal tersebut semakin tidak relevan.
Menampilkan gambar besar (full-width) dan relevan dengan konten akan membuat pembaca lebih lama memproses konten. Tak heran website yang terkenal dengan kontennya seperti buzzfeed.com dan upworthy.com sering menampilkan gambar-gambar dalam ukuran besar.
Grafik di atas menunjukkan waktu rata-rata kunjungan yang cenderung meningkat setelah menambahkan gambar pada konten yang saya buat. Bahkan tidak hanya waktu kunjungan, jumlah kunjungan yang datang pun cenderung meningkat.
Bukan hal yang mengejutkan kalau jumlah kunjungan pun meningkat karena konten gambar menambah perbendaharaan kata kunci, hanya jika kita menaruh nama file, ALT dan TITLE gambar sesuai kata kunci yang dituju.
Bukan hal yang mengejutkan kalau jumlah kunjungan pun meningkat karena konten gambar menambah perbendaharaan kata kunci, hanya jika kita menaruh nama file, ALT dan TITLE gambar sesuai kata kunci yang dituju.
5. Menampilkan data lewat tabel/infografis
Masih terkait pada poin sebelumnya, infografis memang cenderung memperlambat load time web tapi efektif meningkatkan lama waktu kunjungan dan jika memang data yang ditampilkan sangat bermanfaat maka tipe konten ini efektif meningkatkan jumlah share ke media sosial.
Masih terkait pada poin sebelumnya, infografis memang cenderung memperlambat load time web tapi efektif meningkatkan lama waktu kunjungan dan jika memang data yang ditampilkan sangat bermanfaat maka tipe konten ini efektif meningkatkan jumlah share ke media sosial.
6. Meningkatkan waktu load halaman blog
Waktu loading halaman blog akan sangat membantu lamanya kunjungan tiap-tiap visitor, artinya untuk mengakses sebuah postingan blog yang relatif panjang (dengan uraian yang dalam dan menyeluruh), mereka tidak akan menghabiskan banyak waktu untuk hanya sekedar menunggu proses loading. Waktu loading halaman yang relatif singkat ini tentu saja akan banyak membantu untuk urusan-urusan bounce-rate dan page per visit.
7. Lakukan pembahasan dari sudut pandang yang berbeda
Jika artikel dalam postingan blog anda merupakan sebuah topik yang telah banyak dibahas di dunia internet, maka solusinya adalah membahas topik yang sama tersebut dari sudut pandang yang berbeda dengan kebanyakan artikel lainnya. Uraian dari kacamata yang berbeda ini tentu saja merupakan sebuah penyegaran bagi para pengunjung blog (untuk topik-topik yang kebetulan telah pernah ia baca).
Demikian sekedar sumbangan pemikiran tentang Cara Memperlama waktu kunjungan blog, semoga bermanfaat.
1 komentar:
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?

BalasJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis
Silahkan berkomentar demi perkembangan Blog Info 01 ini, berkomentarlah dengan sopan, jagalah sopan santun dan image Blogger yang Positif.
Mohon maaf bilamana terjadi keterlambatan balasan komentar anda.